Senin, 26 Januari 2015

Mengenal diri sendiri adalah awal mengenal kebenaran. Socrates mengistilahkannya dengan GNOOTI SEAUTON, (know yourself). Orang perlu mengenal siapa dirinya yang sebenarnya, sehingga ia mengenal kebenaran. Socrates (469-399 bC)

Kebenaran itu merupakan “kacamata” atau “frame” yang membuat orang mampu berkomunikasi dengan orang lain secara otentik, tanpa kepalsuan, tanpa topeng.

Orang yang telah mengenal dirinya akan mudah mengenal orang lain. Karena mampu memahami orang lain, maka mampu menyesuaikan dirinya dengan berbagai gaya (style) orang yang berbeda. Jadinya menjadi orang yang cerdas secara personal (PQ).
Mengenal diri berarti:
Memahami kekhasan fisiknya, kepribadian, watak dan temperamennya, mengenal bakat-bakat alamiah yang dimilikinya serta punya gambaran atau konsep yang jelas tentang diri sendiri dengan segala kekuatan dan kelemahannya
Manfaat dan tujuan mengenal diri:
1.Seseorang dapat mengenal kenyataan dirinya, dan sekaligus kemungkinan-kemungkinannya, serta (diharapkan mengetahui peran apa yang harus dia mainkan untuk mewujudkannya.
2.Sebaliknya, orang yang tidak mengenal dirinya, tidak mengetahui apa yang harus dikerjakan dan dikembangkannya.
3.Tidak memahami posisi diri akan membuatnya sulit mengarahkan diri kepada tujuan hidupnya, sehingga gagal dalam pergumulan hidupnya.

Cara Mengenal Diri:
1.Bersikap terbuka (open minded) terhadap kritik, saran orang lain, dan mau menerima apa adanya demi perkembangan dirinya; tidak defensif.
2.Melalui penelusuran bakat dan kepribadian
3.Melalui pengalaman sehari-hari
4.Melalui kebersamaan dengan orang lain
5.Melalui refleksi dan perenungan diri pribadi merumuskan potret diri sendiri.


Memahami Temperamen
Ada 4 (empat) jenis temperamen:
1.Sanguinis
2.Koleris
3.Melankolis
4.Phlegmatis

Latihan
Latihan introspeksi diri dengan menggunakan kuesioner guna mengenali temperamen dan sifat-sifat diri sendiri (lampiran)
Kesimpulan
1.Dalam kenyataan orang tidak hanya memiliki satu temperamen, sering ada perpaduan: sankol, sanmel, san phleg, kolsan, kolmel, kolphleg, melsan, melphleg, phlegsan, phlegkol, dan phlegmel.
2.Mungkin juga perpaduan lebih dari itu
3.(Bisa dilanjut dengan latihan mengenal tipe kepribadian ala MBTI)

Kepribadian/Watak/Temperamen
1.Kepribadian Adalah organisasi dinamis di dalam individu yang terdiri dari sistem-sistem psikofisik yang menentukan tingkah laku dan pikirannya secara karakteristik dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan (G. Allport) 2. Watak Adalah totalitas dari keadaan-keadaan dan cara bereaksi jiwa terhadap perangsang. (G. Ewald) Secara teoritis, watak dibedakan (G. Ewald) a. Watak yang dibawa sejak lahir b. Watak yang diperoleh

3. Temperamen
Adalah gejala karakteristik daripada sifat emosi individu, termasuk juga mudah tidaknya terkena rangsangan emosi, kekuatan serta kecepatannya bereaksi, kualitas kekuatan suasana hatinya, segala cara daripada fluktuasi dan intensitas suasana hati. Gejala ini bergantung pada faktor konstitusional dan karenanya terutama berasal dari keturunan (Allport) Temperamen Adalah konstitusi psikis yang berhubungan dengan konsitusi jasmani (G. Ewald)
Jenis-jenis temperamen:
1.Sanguinis
2.Koleris
3.Melankolis
4.Phlegmatis

Mengenal Bakat
A.Pengertian Bakat

1.Bakat merupakan potensi yang dimiliki oleh seseorang sebagai bawaan sejak lahir. Unsur rohani ini dapat atau tidak berkembang turut ditentukan oleh keadaan di luar diri seseorang (lingkungan), & didukung oleh keinginan kuat yang dimiliki oleh orang itu untuk mengembangkan atau tidak mengembangkannya.
2. Bakat adalah suatu bentuk kemampuan khusus, yang memungkinkan seseorang memperoleh keuntungan dari hasil pelatihannya sampai satu tingkat lebih tinggi. Kalau personality dipahami sebagai totalitas manusia yang unik, maka bakat merupakan salah satu dari personality itu.
3. Bakat merupakan potensi, dan bukan sesuatu yang sudah betul-betul nyata dengan jelas. Bakat lebih sebagai kemungkinan, yang masih harus diwujudkan. Kita tidak dengan sendirinya mengetahui bakat kita, walau sebenarnya kita memilikinya, dan dapat mewujudkannya ketika kita menggali dan mengembangkannya.
4. Bakat merupakan suatu karakteristik unik individu yang membuatnya mampu (atau tidak mampu) melakukan suatu aktivitas dan tugas secara mudah (atau sulit) dan sukses (atau tidak pernah sukses)

B. Kecerdasan Sebagai Bakat
Jenis kecerdasan:
1. Kecerdasan linguistik
2. Kecerdasan logis-matematis
3. Kecerdasan spasial
4. Kecerdasan musikal
5. Kecerdasan kinestetik-jasmani
6. Kecerdasan antarpribadi
7. Kecerdasan intrapribadi

C. Hal-hal yang mempengaruhi bakat
1.Unsur genetik
2.Latihan
3.Struktur tubuh

 D. Pola hubungan Bakat & Kreativitas
 1. Anak yang berbakat tetapi tidak kreatif
2. Anak yang berbakat & kreatif
3. Remaja yang kreatif tetapi tidak berbakat
4. Orang dewasa yang kreatif & berbakat

E. Mengembangkan Bakat
 1. Perlu mengetahui bakat
 a. Untuk mengetahui potensi diri
b. Untuk merencakan masa depan
c. Untuk menentukan tugas atau kegiatan
2. Cara mengembangkan bakat
a. Perlu keberanian
b. Perlu didukung latihan
c. Perlu didukung lingkungan
d. Perlu memahami hambatan-hambatan pengembangan bakat & cara mengatasinya
Latihan mengenali Bakat dengan memgunakan form bakat yang ada pada lampiran.

Mengenali Adversity
Adversity merupakan keteguhan, semangat, ketekunan, kemampuan seseorang dalam mencapai tujuan
Ada 3 tipe: Quitter, Camper, dan Climber
Mengevaluasi diri dengan menggunakan Adversity Response Profile (ARP) yang ada dalam lampiran.
Mengenali Sipiritualitas
Aspek spiritualitas berhubungan dengan kehidupan manusia sebagai makhluk beriman.
Demi lebih memahami konsekuensi hidup keagamaannya dalam kehidupan nyata.
Introspeksi atas kualitas spiritual dengan form penghayatan hidup keagamaan (dalam lampiran)
Mengembangkan kekuatan dan mengatasi kelemahan diri sendiri:
1.Introspeksi diri
2.Mengendalikan diri
3.Membangun kepercayaan diri
4.Mengenal dan mengambil inspirasi dari tokoh-tokoh teladan
5.Berpikir positif & optimis tentang diri sendiri



Pertemuan 3
MENGEMBANGKAN DIRI
Arti dan Tujuan Mengembangkan Diri

Arti mengembangkan diri adalah:
Suatu usaha sengaja dan terus menerus, tanpa henti, yang dilakukan dengan berbagai cara dan bentuk, untuk membuat daya-potensi diri (jasmani rohani) dapat terwujud secara baik dan optimal, yang menghantar seseorang pada taraf kedewasaan sesungguhnya. Usaha besar ini merupakan konsekuensi dari kedudukannya sebagai manusia, yang diberi akal budi.

Tujuan yang ingin dicapai dengan usaha pengembangan diri ini adalah:
Realisasi optimal ke arah yang baik dari daya potensi yang dimiliki diri sendiri, (jasmani rohani), yang menghantar seseorang pada tingkat matang dewasa, yang membuat dia sanggup membangun relasi yang semakin baik dengan dirinya, dunia, sesama dan Tuhan.
Usaha ini melibatkan diri manusia sepenuhnya dan menggunakan daya dukung yang tersedia baginya.
Cara Mengembangkan Diri
1.Mengenal dan menerima diri
2.Memiliki kemauan kuat untuk mengembangkan diri
3.Memanfaatkan kemungkinan yang terbuka
4.Belajar dari kesalahan
Hal-hal penting yang perlu dikembangkan sebagai bentuk konkrit pengembangan diri sendiri adalah:
1.Mental yang sehat
2.Integritas diri
3.Mandiri, kreatif, dan inovatif
4.Motivasi diri
Kekuatan dan Ketahanan Mental Pemaparan yang disajikan berikut ini diambil dari buku Adversity Quotient, Mengubah Hambatan Menjadi Peluang, karangan Paul G. Stolz, 2000.
1.Adversity Quotient (AQ): Penentu utama untuk sukses
2.Quitters, Campers, dan Climbers
3.Adversity Response Profile (ARP): Kemampuan menghadapi Masalah dan Merespon serta menghadapi setiap permasalahan.
Definisi Adversity Quotient (AQ)
Setelah 19 tahun melewati penelitian yang panjang & mengkaji lebih dari 500 referensi, Paul G. Stoltz mengemukakan satu kecerdasan baru selain IQ, EQ, SQ yakni AQ.
Menurutnya, AQ adalah kecerdasan untuk mengatasi kesulitan. Bagaimana mengubah hambatan menjadi peluang. Atau dengan kata lain, seseorang yang memiliki AQ tinggi akan lebih mampu mewujudkan cita-citanya dibandingkan orang yang AQ-nya rendah.
Sebagai gambaran, Stoltz memakai terminologi para pendaki gunung. Dalam hal ini, Stoltz membagi para pendaki gunung menjadi tiga bagian:
1. Quitter (yang menyerah).
Para quitter adalah mereka yang sekadar bertahan hidup. Mereka mudah putus asa dan menyerah di tengah jalan.
2. Camper (berkemah di tengah perjalanan)
Mereka berani melakukan pekerjaan yang berisiko, tetapi risiko yang aman dan terukur. Cepat puas, dan berhenti di tengah jalan.
3. Climber (pendaki yang mencapai puncak).
Berani menghadapi risiko dan menuntaskan pekerjaannya.
Untuk dunia pekerjaan dan kehidupan sangatlah jelas. Banyak pekerja yang intelektualnya (IQ) rendah bisa saja mengalahkan mereka yang ber IQ tinggi tetapi tidak punya semangat dan keberanian untuk menghadapi masalah dan bertindak. Dengan AQ dapat dianalisis bagaimana para karyawan / pekerja mampu mengubah tantangan menjadi sebuah peluang yang akan meningkatkan produktifitas dan keuntungan perusahaan.
Itu tadi uraian singkat tentang Adversity Quotient. Bagaimana dengan Anda?
“winner never quits and quitter never wins”
“Pemenang tidak pernah menyerah dan orang yang gampang menyerah tidak pernah menang "
David Cambell Ph.D menyatakan bahwa kreativitas
adalah kegiatan yang mendatangkan hasil dengan
kandungan ciri:
a) inovatif
b) berguna
c) dapat dimengerti




Pertemuan 4
MOTIVASI, SIKAP & PERILAKU SOSIAL

Pengertian Motivasi Kekuatan atau daya dorong yang menggerakkan sekaligus mengarahkan kehendak dan perilaku seseorang dan segala kekuatannya untuk mencapai tujuan yang diinginkannya, yang muncul dari keinginan memenuhi kebutuhannya.

Hirarki kebutuhan Maslow:
a. Kebutuhan fisiologis
b. Kebutuhan keamanan dan keselamatan
c. Kebutuhan rasa memiliki
d. Kebutuhan akan penghargaan
e. Kebutuhan aktualisasi diri

Basic Needs
•Bisa dipakai bahan dari supporting materials utk pertemuan ke-4.
Cara Memotivasi Diri
1.Memotivasi diri melalui rasa percaya diri:
a. Hindari mencari-cari alasan
b. Gunakan daya imajinasi
c. Jangan takut gagal
d. Perhatikan penampilan
2. Memotivasi diri dengan menentukan sasaran
3. Memotivasi diri dengan menyusun catatan mengenai sukses yang pernah diraih


Pertemuan 5
LINGKUNGAN SOSIAL

1. Keluarga
a. Dasar pembentukan keluarga
b. Bentuk-bentuk perkawinan
a) Perkawinan dilihat dari segi jumlah suami/istri

1) Monogami Monogami adalah suatu bentuk perkawinan / pernikahan di mana si suami tidak menikah dengan perempuan lain dan si isteri tidak menikah dengan lelaki lain. Jadi singkatnya monogami merupakan nikah antara seorang laki dengan seorang wanita tanpa ada ikatan penikahan lain.
2). Poligami Poligami adalah bentuk perkawinan di mana seorang pria menikahi beberapa wanita atau seorang perempuan menikah dengan beberapa laki-laki.
Berikut ini poligami akan kita golongkan menjadi dua jenis :
a.Poligini : Satu orang laki-laki memiliki banyak isteri. Disebut poligini sororat jika istrinya kakak beradik kandung dan disebut non-sororat jika para istri bukan kakak adik.
b. Poliandri : Satu orang perempuan memiliki banyak suami. Disebut poliandri fraternal jika si suami beradik kakak dan disebut non-fraternal bila suami-suami tidak ada hubungan kakak adik kandung.

b) Dilihat dari segi asal suami-istri:
1) Perkawinan eksogami adalah suatu perkawinan antara etnis, klan, suku, kekerabatan dalam lingkungan yang berbeda. Eksogami dapat dibagi menjadi dua macam, yakni :
a. Eksogami connobium asymetris terjadi bila dua atau lebih lingkungan bertindak sebagai pemberi atau penerima gadis seperti pada perkawinan suku batak dan ambon.
b. Eksogami connobium symetris apabila pada dua atau lebih lingkungan saling tukar-menukar jodoh bagi para pemuda.
2) Perkawinan endogami
Endogami adalah suatu perkawinan antara etnis, klan, suku, kekerabatan dalam lingkungan yang sama.
3) Perkawinan homogami
Homogami adalah perkawinan antara kelas golongan sosial yang sama seperti contoh pada anak saudagar / pedangang yang kawin dengan anak saudagar / pedagang.
4) Perkawinan heterogami
Heterogami adalah perkawinan antar kelas sosial yang berbeda seperti misalnya anak bangsawan menikah dengan anak petani

c) Bentuk-bentuk lain:
1. Cross Cousin
Cross Cousin adalah bentuk perkawinan anak-anak dari kakak beradik yang berbeda jenis kelamin.
2. Parallel Cousin
Parallel Cousin adalah bentuk perkawinan anak-anak dari kakak beradik yang sama jenis kelaminnya.

Unsur-unsur kebudayaan
Kluckhohn, berpendapat ada 7 unsur kebudayaan:
a. Peralatan & perlengkapan hidup manusia
b. Mata pencaharian hidup & sistem-sistem ekonomi
c. Sistem kemasyarakatan
d. Bahasa
e. Kesenian
f. Sistem pengetahuan
g. Religi
Budaya Nilai
•Terkait dengan lingkungan sosial perlu dikenalkan kepada mahasiswa budaya nilai terkait dengan kondisi sosial yang cenderung kurang menjunjung tinggi budaya nilai dengan merebaknya kekerasan di tengah masyarakat bahkan keluarga.
•Ditampilkan 12 nilai kehidupan (living values)




Pertemuan 6
INTERAKSI SOSIAL

Komunikasi Sosial
Komunikasi dari kata Latin, communicatio, artinya hal memberitahukan, pemberitahuan, hal memberi bagian dalam, pertukaran
Sosial berasal dari kata Latin, socius, yang artinya teman atau kawan
Komunikasi sosial dapat diartinya secara umum sebagai suatu bentuk interaksi antar individu atau kelompok yang dilakukan dengan cara verbal maupun non-verbal dengan maksud untuk menyampaikan sesuatu pesan, dengan cara yang dapat dipahami oleh kedua belah pihak dan yang mampu menghasilkan tanggapan yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak.

A.Pengertian Nilai
Secara eksplisit, nilai dapat dimengerti sebagai konsepsi yang dihayati seseorang/kelompok mengenai apa yang penting atau kurang penting, apa yang lebih baik atau kurang baik, apa yang lebih benar atau kurang benar.
B. Pengertian Norma
1. Norma pada umumnya: alat ukur yang terbuat dari berbagai bahan dasar dengan berbagai ukuran dan bentuk
2. Norma sebagai kaidah pertimbangan penilaian

Jenis-jenis norma perilaku:
a. Norma khusus
b. Norma umum :
1) Norma sopan santun
2) Norma hukum
3) Norma moral

Kaitan Nilai dan Norma
1. Norma sebagai penampakan nilai
2. Norma sebagai pelindung nilai
3. Norma yang berpotensi menyembunyikan atau mengaburkan nilai

Konflik sosial: pertentangan, percekcokan, perselisihan atau ketidaksamaan pendapat antara kelompok-kelompok dalam masyarakat.

Konflik dapat terjadi antar kelompok masyarakat dengan kelompok masyarakat lainnya ataupun konflik yang timbul dalam hubungan antar pribadi Konflik antarkelompok masyarakat terjadi atas:
1.Konflik antarkelompok umat beragama
2.Konflik antarsuku

Cara mengelola konflik: Johnson dalam Supratiknya, (1999) dan Hardjana, (2001)
a.Gaya Ikan Hiu: senang menaklukan lawan dengan cara memaksa menerima solusi konflik yang ia sodorkan.
b.Gaya Burung Hantu: konflik merupakan masalah yang harus dicari pemecahannya yang sejalan dengan tujuan-tujuan pribadi maupun lawannya.
c.Gaya Rubah: senang mencari kompromi.
d.Gaya Kura-kura: menarik diri dan bersembunyi dibalik tempurung badannya untuk menghindari konflik.
e.Gaya Kancil: gaya ini berkeyakinan bahwa konflik harus dihindari demi kerukunan.

Pedoman memilih cara pengelolaan konflik:
a.Bila tujuan penting, sedang hubungan baik tidak penting, pakailah Gaya Ikan Hiu
b.Bila tujuan amat penting dan hubungan baik juga amat penting, pergunakanlah Gaya Burung Hantu.
c.Bila tujuan kepentingannya sedang-sedang saja dan hubungan baik juga sedang-sedang saja kepentingannya, manfaatkanlah Gaya Rubah.
d.Bila tujuan tidak penting dan hubungan baik juga tidak penting, pilihlah Gaya Kura-kura.
e.Bila tujuan tidak penting, tetapi hubungan baik penting, laksanakanlah Gaya Kancil.

0 komentar:

Posting Komentar