Senin, 26 Januari 2015

Membangun Karakter (Character Building)

Keberhasilan suatu bangsa dalam mencapai tujuannya, tidak hanya ditentukan oleh dimilikinya sumber daya alam yang melimpah ruah, akan tetapi sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusianya. Bahkan ada yang mengatakan bahwa "Bangsa yang besar yang dapat dilihat dari kualitas/karakter bangsa (manusia) itu sendiri". Dilihat dari segi manajemen suatu organisasi, maka unsur manusia merupakan unsur yanng paling utama dibandingkan dengan unsur-unsur lainnya seperti; uang, metode kerja, mesin, perlengkapan dan pasar, dapat dikataka demikian karena tidak dapat dipungkiri bahwa adanya dayaguna, manfaat, dan peran unsur-unsur tersebut, hanya dimungkinkan apabila unsur "manusia" mempunyai , memiliki daya/kekuatan untuk memberdayakan berbagai unsur dimaksud sehingga masing-masing unsur dapat memberi hasil, manfaat, dayaguna dan peran dalam manajemen tersebut.
Demikian juga bahwa kelangsungan penyelengggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan nasional. Sangat tergantung pasa kesempurnaan Aparatur Negara dan dan kesempurnaan aparatur negara pada pokoknya tergantung dari kesempurnaan potensi dari para pengelola negara itu sendiri, baik itu dari kalangan PNS, ataupun para pejabat yang bersifat politis. Para pengelola negara inilah diharapkan memeliki mental yang baik, berwibawa, berhasilguna, bersih, profesional, dan akuntabel dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
1. Pengertian Membangun Karakter (Character Building)
 Dari segi bahasa, membangun karakter (Character building)  terdiri dari dua kata yakni Membangun (to buid) dan karakter (character). Adapun artinya "Membangun" berssifat memperbaiki, membina, mendirikan, mengadakan sesuatu. Sedangkan "Karakter" adalah tabiat, watak, sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain. Dalam konteks disini adalah suatu proses atau usaha yang dilakukan untuk membina, memperbaiki dan atau membentuk tabiat, watak, sifat kejiwaan, akhlak mulia, insan manusia sehingga menunjukan perangai dan tingkah laku yang baik berlandaskan nilai-nilai Pancasila.
Berdasarkan pengertian tersebut, maka dapat dikemukakan bahwa membangun karakter akan menggambarkan hal-hal pokok sebagai berikut;
  1. Merupakan suatu proses yang terus menerus di lakukan untuk membentuk, tabiat, watak, dan sifat-sifat kejiwaan yang berlandaskan kepada semangat pengabdian dan kebersamaan.
  2. Menyempurnkan karakter yang ada untuk terwujudnya karakter yang diharapkan dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan.
  3. Membina karakter yang ada sehingga menampilkan karakter yang kondusif dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang dilandasi dengan nilai - nilai falsafah Pancasila.
Membangun karakter bangsa  pada hakikatnya adalah agar suatu bangsa atau masyarakat memiliki sebgai berikut;
  1. Adanya saling menghormati dan saling menghargai diantara sesama;
  2. adanya rasa kebersamaan dan tolong menolong;
  3. Adanya rasa persatuan dan kesatuan sebagaisuatu bangsa;
  4. Adanya rasa peduli dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara;
  5. Adanya moral , akhlak yang dilandaskan pada nilai-nilai agama;
  6. Adanya perilaku dan sifat-sifat kejiwaan yang saling menghormati dan menguntungkan;
  7. adanya kelakuan dan tingkah laku yang senantiasa menggambarkan nilai-nilai agama, nilai-nilai hukum dan nilai-nilai budaya;
  8. Sikap dan perilaku yang menggambarkan nilai-nilai kebangsaan.
Berkaitandengan hal itu, maka atas karakter suatu bangsa/masyarakat pada dasarnya dapat dikenali pada dua sifat, yaitu;
  1. Karakter yang bersifat positif, yakni suatu tabiat, watak yang menunjukan nilai-nilai positif dalam kehidupan bermasyarakat, bengbangsa dan bernegara.
  2. Karakter yang bersifat negatif, yakni tabiat, watak yang menunjukan nilai-nilai negatif terhadap kehidupann bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
2. Faktor-Faktor Membangun Karakter
Karakter sebagai tabiat, watak, sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan berorganisasi, baik organisai pemmerintahan maupun organisasi swadaya/usaha dan lain sebagainya. Dapat dikatakan bahwa karakter manusia Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara merupakan kunci yang sangat penting untuk mewujudkan cita-cita perjuangan guna terwjudnya masyarakat adil dan makmur berlandaskan Pancasila.
Dikatakan penting karena karakter mempunyai makna atau nilai yang sangat mendasar untuk mempengaruhi segenap pikiran, tindakan dan perbuatan setiap insan manusia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Nilai yang dimaksud adalah;
  • Kejuangan;
  • Semangat;
  • Kebersamaan atau Gotong royong;
  • Kepedulian atau solider;
  • sopan santun;
  • Persatuan dan kesatuan;
  • Kekeluargaan;
  • Tanggung Jawab.
Nilai-nilai seperti ini tampaknya cenderung semakin luntur dalam kehidupan berbangsa di Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hal ini dapat dilihat secara jelas bahwa misalnya berbagai kasus konflik sosial dan komunal yang marak terjadi di berbagai daerah dengan penyebab yang sepele. Konflik horizontal antar etnik atau konflik yang membawa issue SARA yang mencerminkan ketidakkukuhan nilai-nilai kebangsaan di masyarakat. Seandainya kekukuhan nilai, senantiasa terwujud dalam kehidupan setiap insan manusia Indonesia, maka konflik yang banyak merenggut itu tentu tidak akan terjadi.
Selain itu keironian yang terjadi hari ini adalah kaum yang terpelajar pun sedang marak terjadi tawuran baik itu dikalangan pelajar maupun dikalangan mahasiswa yang tidak sedikit merenggut nyawa disesama mereka dan terus merembes kekehidupan masayarakat kita. Bulan sekarang sedang ramainya dengan "Geng Motor" yang makin hari makin tak terkendali penyebaran dan kriminalitas yang ditimbulkannya, dengan rata - rata angggotanya adalah para remaja dan pemuda yang seharusnya diharapkan memiliki karakter terdidik dan jiwa kepemimpinan dalam hal yang baik untuk kemajuan dirinya dan bangsanya. Meihat pada kejadian-kejadian tersebut nampaknya wawasan kebangsaan sudah tidak menjiwai watak manusia Indonesia sebagiannya yang mana pada saat itu masyarakat kita dikenal dengan kesantunan dan keramah tamahan serta penuh toleransi, saling menghormati di dalam kemajemukan masing-masing dan hidup secara bergotong royong.
Mengiingat karakter suatu masyarakat, bangsa dan negara mempunyai nilai dan makna yang sangat strategis, maka faktor-faktor yang perlu dan senantia diperhatiakan antara lain;
  1. Ideologi;
  2. Politik;
  3. Ekonomi;
  4. Sosial Budaya;
  5. Agama;
  6. Normatif (Hukum dan peraturan perundangan);
  7. Pendidikan;
  8. Lingkungan;
  9. Kepemimpinan.

0 komentar:

Posting Komentar