Minggu, 06 April 2014


AKU BUKAN DIA
oleh : Boncel
Bagian 1
Seorang remaja dengan seragam SMA masih berdiri
Di depan sekolah.sambil memeluk buku gambar besarnya.
Sesekali ia menggigil kedinginan sambil melirik ke arah
Jam tangan yang sudah menunjukan pukul enam sore,
Sudah hampir dua jam dia berdiri menunggu hujan
Reda,diantara beberapa orang yang bernasib sama.
    Rado, nama remaja yang berperawakan tinggi dengan
    Rambut sedikit berantakan dan wajah agak kusam.
   Sesekali kalinya menghentak bumi, dan nampak
   Gelisah.bagaimana tidak,waktu dua jam untuk sekedar
  Berdiri dan menunggu hujan reda sangatlah menjenuhkan.
Padahal jarak rumah nya hanya sekitar dua kilometer lagi
Kalaupun ditempuh dengan jalan kaki cukuplah sepuluh menit.
Kantongnya terasa bergetar, bersumber dari telepon genggamnya.
Rado langsung merogoh kantong dan terlihat dilayar handphone satu pesan masuk dari Mama nya,yang menanyakan
“sedang ada dimana?”. Tanpa pikir panjang rado langsung membalas. Dengan wajah yang sangat lelah menunggu berjam-jam
Akhirnya hujan sudah mulai reda,dengan langkah gontai ia langsung
Menyusuri aspal yang basah dan mulai melicin, rado melihat langit
Yang sudah mulai gelap.
Telepon berdering, rado buru-buru mengangkat.
Nama mama berkedip-kedip dilayar. Sudah kebiasaan,setiap kali rado belum
Pulang sekalipun sudah ijin dan memberi alasan mama saja menanyakan.
Bukan tidak percaya,tapi rasa sayang yang luar biasa yang membuat
Rado mendapat perhatian ekstra dari mamanya.

“Nak sudah sampai mana?”.tanya mama dari balik telepon
“udah nyampe depan gang rumah, mah! Bentar lagi juga nyampe
Jangan lupa telur dadar nya ya?”rado nyengir...
Seperti biasa.setiap pulang sekolah dia selalu makan nasi dengan telor dadar.
   Selang lima menit, rado sudah sampai didepan gerbang rumah.tak lupa
Ia mengucapkan salam.
“waalaikum salam!” jawab mama sambil memeluk putranya dengan baju basah
Karena terkena rintikan hujan.
“papa belum pulang?” tanya rado setelah bersalaman
“belum,tadi bilang katanya lembur.ada kerjaan yang harus diselesaikan,
Biar nanti bisa cuti tiga hari.”
“papa jadi cuti?”
“ia...,lagian mama sama papa harus ke bandung buat jenguk nenek
Yang sedang dirumah sakit.”
“yah....rado ga bisa ikut”. Rado terlihat kecewa rencana mama dan papa
Yang pergi tiga hari bersamaan dengan jadwal Ujian Nasional rado. Tapi
Bagaimanapun juga rado selalu berdoa agar neneknya baik-baik saja.
Dan bisa segera  pulih kembali,apalagi sudah hampir enam bulan rado tidak
Ke bandung,terakhir lebaran tahun kemarin kumpul.
“Mah,doain radi ya biar lulus terus dapet nilai bagus”. Ujar rado dengan senyuman manisnya, dibalas dengan mama yang langsung mengusap kepala anaknya.
“tanpa kamu minta,Mama selalu berdoa untuk semua kebaikan kamu Yaudah mandi dulu sana terus jangan lupa magriban. Oh iya   terlor dadar kesukaan kamu udah mama buatin”.
“makasih mama sayang”. Rado langsung mencium pipi mamanya dan kemudian
Langsung masuk kedalam kamarnya.
Bagi rado keluarga adalah segalanya,walaupun ia bukan anak satu-satu nya,
Tapi Mama selalu memperhatikan luar biasa kedua anaknya. Termasuk ia dan adiknya
Mama tidak pernah membeda-bedakan,walaupun usia adik nya terpaut sembilan tahun,tapi mama selalu memperhatikan sama. Memberinya sentuhan kasih dan
Apa yang selalu diminta rado selalu dituruti, walau rado hanya meminta sesuatu yang tidak berlebih.

                        ===================
“ Rencananya kamu mau lanjutin kemana, Do?”
Tanya papa saat sarapan di minggu pagi
“ Ngga tau pah,pengennya sih kerja aja.” Jawab rado polos
“ Lah ko, mau kerja apa toh baru lulus SMA? Selagi papa masih mampu biayain
Kuliah kamu, ya kamu kudu lanjut kuliah.”
‘pengennya sih nagmbil jurusan Sistem Informasi di CBI kalo gitu pah”
Rado nyengir....
Papa mengeritkan dahi. Apa dia tidak salah denger. Biasa kalo ngobrol sama
Teman temannya selalu bilang ingin kuliah di UI,ITB atau IPB,nah
Rado yang anaknya justru berbeda sendiri. Apa mungkin karena cintanya
Rado pada dunia komputer,yang membuat anak itu kepikiran masuk CBI.
“nggak minat masuk IPB?” tanya papa juga dulunya tercatat sebagai mahasiswa IPB
“Hm....entar ajalah pah rado fokus dulu ujian dulu.lagian juga dimanapun rado nanti
Kuliah,rado berusaha belajar sungguh sungguh”.
Mama yang baru datang langsung ikut nimbrung.
“itu baru anak mama yang paling pinter.” Sahut mama
“ Mah,aldi kemana?” tanya rado
“katanya lagi main di tetangga,sama teman2 nya kalo kamu sudah kelar makannya
Jemput aldi biar suruh siap-siap.jam sepuluh kita pada mau berangkat.”
“jadi ke bandungnya hari ini?”
“iya nak,tadi bibi kamu yang di bandung telpon.kalo bisa mama sama papa datang sekarang. Mumpung keluarga pada kumpul.”
“ oh yasudah.”
‘kalo kamu nanti ada apa –apa telon aja, terus selama nggak ada papa sama mama
Jangan suka keluyuran.” Ujar mama kemudian pergi kedapur
Rado Cuma manggut-manggut. Lagian kalo dipikir-pikir rado bukan tipekal
Anak laki-laki yang badung dan suka keluyuran. Dia lebih suka belajar di kamar
Atau nongrong di dean komputer sampai berjam-jam dan lupa waktu.
                      =======================
Tidak terasa besok ujian nasioanal akan berlangsung, rado masih sibuk main
Komputer bukannya belajar. Sebab dia berfikir bukan saatnya lagi hari ini belajar
Mengingat jauh-jauh hari sebelum hari H,rado sudah banyak ikut bimbingan disekolah
Dan mengulang semua materi. Malam ini hanya persiapan refreshing otak saja supaya
Besok lancar,dan tak lupa banyak berdoa.
   Dret....dret....dret....
Hape bergetar,nama Sativa berkedip-kedip dilayar, tanpa pikir panjang dia langsung
Mengangkatnya.
“DO, aku minta maaf soal kejadian kemarin.” Ujar Sativa terdengar merasa bersalah
“ Udah...nggak apa-apa lupain aja ko, kamu nggak usah merasa bersalah gitu.”
Jawab rado sanai.
Jelas insiden tiga hari yang lalu itu benar-benar membuat rado kaget,sebab Sativa
Teman yang dikenalnya dari facebook dan dianggapnya sahabat,tiba-tiba
Mengungkapkan rasa sukanya,dan yang membuat rado bingung,bagaimapun sativa
Sudah dia anggap saudara tempat curhatnya rado. Namun rado tetap rado,yang selalu
Berprinsip persahabatan lebih indah daripada menjalin hubungan. Apalagi dengan usia yang menurutnya belum pantas menerima tawaran sativa.
“ Aku sayang kamu,sebagai sahabat. Aku tidak mau menyakiti atau mengecewakan
Kamu. Aku harap kamu mengerti posisi aku.”
“iya..Do, aku sudah terima ko.setelah ujian kamu mau kan ketemu aku lagi
Sekaligus aku pamit.”
“pamit.” Rado kaget
“ Aku pamit,setelah lulus aku mau melanjutkan kuliah di singapur. Keluargaku
Kan banyak yang disana. Oh iya kalo seandainya nanti tidak bisa ketemu
Aku harap kita tetep jaga komunikasi.sebagai sahabat”. Sativa tersenyum
Walau dia harus menelan ludah kekecewaan sebab rado sampai saat ini
Hanya menggangap sativa sebagai sahabat,sampai kapanpun tidak lebih.
                              =========================
“ Rado.................!” suara dari belakang
Rado yang sedang santai berjalan di koridor sekolah lagsung menoleh, gadis
Berjilbab dengan senyuman ramahnya berlari meghampirinya.
Rado ketawa. Siapa lagi kalo bukan Hayat,sahabat sekolahnya dari pertama
Kelas satu SMA sampai sekarang kelas tiga SMA diantara yang lain hanya
Hayat yang paling dekat dan selalu memahaminya.
“Aku ngga pernah mikir kalo hari ini kita bakal ujian.da sebentar lagi lulus.”
Hayat manyun dan dengan manja dia merengek ke rado.
“haha.....yang jelas kita bakal nemuin babak baru di kehidupan kita.akhirnya
Kita bakal jadi orang dewasa” ujar rado polos.
“ujian hari pertama selesai.pelajaran bahasa indonesia lancar bagi rado.
Walau beberapa temannya mengeluh.

                               =============Bersambung================

0 komentar:

Posting Komentar